Indonesiaadalah sebuah bangsa yang multicultural. Indonesia terdiri lebih dari 500 suku bangsa (ethnic group) dengan ciri - ciri bahasa dan kultur tersendiri. Bahkan lebih unik lagi, setiap suku bangsa di Indonesia dapat dikatakan mampunyai satu daerah asal, pengalaman sejarah, dan nenk moyang tersendiri. (Amri Marzali, 2007 : 213)
Suku bangsa merupakan istilah yang sering kita dengar sehari-hari. Jika membahas suku bangsa di Indonesia salah satunya kita bisa membahas mengenai suku bangsa di pulau Jawa, dimana pulau yang memiliki gunung tertinggi di pulau Jawa juga menyimpan berbagai suku bangsa yang memilki ciri khas masing-masing. Suku Bangsa merupakan suatu kelompok manusia yang mempunyai kesamaan yang dilihat dari ciri fisik, faktor ideologis, faktor sosiologis, faktor budaya yang hidup dalam suatu daerah dan masing-masing manusia di kelompok tersebut mengakui dirinya sebagai bagian dari kelompok tersebut. Dalam artikel kali ini akan dibahas mengenai ciri-ciri suku bangsa dan penjelasannya. Berikut ini adalah penjelasan mengenai ciri-ciri suku bangsa dan penjelasannyaKeanekaragaman suku bangsa tidak hanya terdapat di Indonesia saja, namun keanekaragaman suku budaya juga terjadi di negara-negara lain di dunia. Setiap suku bangsa yang ada di dunia memiliki ciri khas dan karakteristik yang membedakannya dengan suku bangsa lainnya. Berikut ini adalah ciri-ciri suku bangsa yang menjadikannya berbeda dengan suku bangsa lainPerbedaan Ciri FisikPerbedaan ciri fisik menjadi ciri-ciri pertama yang membedakan suatu suku bangsa dengan suku bangsa lainnya. Setiap suku bangsa di dunia mempunyai ciri fisik yang berbeda dengan suku bangsa lain, misalnya suku bangsa filipina yang memiliki kulit kuning langsat, sedangkan suku bangsa Afrika sebagian besar memiliki kulit Bahasa yang DigunakanSetiap suku bangsa di dunia tentunya memiliki bahasa dalam kehidupan sehari-hari, baik bahasa nasional maupun bahasa adat yang beragam. Perbedaan logat bahasa bagi setiap suku bangsa juga sangat berpengaruh pada keanekaragaman suku bangsa, misalnya setiap suku bangsa di sebuah negara memiliki bahasa nasional tentu akan berbeda logatnya jika berbeda suku bangsa. Hal ini terjadi karena keanekaragaman logat bahasa dari sebuah suku bangsa masih melekat dan menjadi bawaan pada sebuah suku KebudayaanKebudayaan yang dimiliki oleh suku bangsa di dunia tentu berbeda dan memiliki ciri khas masing-masing. Kebudayaan merupakan cerminan dari suku bangsa itu sendiri. Perbedaan kebudayaan dapat dilihat dari kesenian, adat istiadat, dan sebagainya. Misalnya kebudayaan suku bangsa di India akan berbeda dengan kebudayaan suku bangsa di Eropa dan negara berkembang di Wilayah DomisiliSuku bangsa yang ada di dunia tentu memiliki wilayah yang menjadi domisili masing-masing. Meskipun pada saat ini suku bangsa di dunia bisa tersebar di berbaga daerah, misalnya suku Jawa mayoritas mendiami pulau Jawa yang menjadi salah satu pulau terbesar di dunia, suku Bali mayoritas mendiami pulau Bali dan suku Toraja yang mendiami adanya ciri-ciri suku bangsa seperti perbedaan ciri fisik, perbedaan bahasa yang digunakan, perbedaan kebudayaan dan memiliki wilayah domisili merupakan pembentuk keanekaragaman suku bangsa di dunia. Ciri-ciri tersebut menjadi identitas yang membedakan suatu suku bangsa dengan suku bangsa lainnya. Selain itu, secara umum sebuah suku bangsa memiliki suku bangsa sebagai berikutBerkembang biak secara tertutup dalam kelompoknyaSebuah suku bangsa tentu berkembang biak dalam kelompoknya untuk menjaga keturunannya. Biasanya terdapat sebuat peraturan adat yang ada di sebuah suku bangsa yang mengharuskan anggotanya menikah dengan suku bangsa yang Kebudayaan sebagai Perwujudan dan Cerminan Nilai-Nilai DasarKebudayaan yang dimiliki oleh sebuah suku bangsa merupakan cerminan dari suku bangsa itu sendiri. Misalnya kebudayaan Jawa yang mencerminkan nilai-nilai dasar dari suku Jawa, kebudayaan Dayak yang merupakan perwujudan nilai dan sikap dari suku dayak itu Interaksi dan Sarana KomunikasiSetiap suku bangsa di dunia menjadi wadah interaksi dan sarana komunikasi bagi anggotanya. Setiap manusia yang masuk ke dalam anggota sebuah suku bangsa berinteraksi dengan anggota lain dengan bahasa dialek atau logat yang digunakan dalam kehidupan anggota yang mengenali diri sendiri dan mudah dikenali oleh kelompok lainSeorang manusia yang tergolong ke dalam suatu kelompok suku bangsa tentu mengenali dirinya sendiri sebagai bagian dari suku bangsa tersebut. Selain itu, seseorang tersebut tentu mendapat pengakuan dari kelompok suku bangsa lain bahwa dirinya merupakan bagian dari sebuah kelompok suku bangsa tertentu. Misalnya, Ucok yang menjadi orang Batak tentu mengenali dirinya sendiri sebagai orang Batak. Hal ini dilihat dari ciri fisik, bahasa yang digunakan, daerah asal dan keturunan. Tentu orang diluar kelompok suku Batak akan mengenali bahwa Ucok merupakan salah satu anggota suku dalam Sebuah Wilayah KomunikasiSebuah suku bangsa di dunia tentu memiliki wilayah masing-masing yang menjadi domisilinya. Wilayah ini menjadi tempat bagi para anggota suku bangsa untuk berkomunikasi satu sama orang yang dilahirkan dalam sebuah keluarga dalam suku bangsa tertentu akan menjadikan orang tersebut sebagai bagian dari suku bangsa itu. Orang tersebut harus berpedoman pada kebudayaan yang dimiliki suku bangsanya seperti yang digunakan oleh orang tua dan keluarganya. Pedoman tersebut menjadi cara untuk merawat dan mendidiknya, sehingga orang tersebut bisa menjadi manusia yang sesuai dengan konsepsi kebudayaan suatu suku bangsa itulah pembahasan mengenai ciri-ciri suku bangsa dan penjelasannya. Semoga artikel ini bermanfaat.
Masingmasing daerah tersebut mempunyai bahasa tersendiri. Letak wilayah Kluet ini 30 kilometer dari Ibu Kota Aceh Selatan atau 500 kilometer dari Kota Banda Aceh. Masyarakat Kluet mempunyai 5 buah Suku yaitu, Pelis, Selian, Bencawan, Pinem, Caniago. Keempat Suku diatas, Pelis, Selian, Bencawan dan Pinem adalah bagian dari Suku Alas, Karo dan
Pengertian Suku Bangsa – Indonesia merupakan bangsa majemuk yang terdiri atas berbagai suku bangsa. Merujuk kepada sensus penduduk oleh Badan Pusat Statistik BPS pada 2010, Indonesia memiliki sekitar suku bangsa. Setiap suku bangsa memiliki ciri khas dan keunikan masing-masing. Meskipun unik dan berbeda-beda, tetapi tetap satu Indonesia. Suku bangsa adalah pembeda suatu golongan sosial dalam sistem sosial. Pengertian suku bangsa menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI adalah kesatuan sosial yang dapat dibedakan dari kesatuan sosial lain berdasarkan kesadaran akan identitas perbedaan kebudayaan, khususnya bahasa. Ahli sosiologi dari Indonesia, Koentjaraningrat menjelaskan pengertian suku bangsa adalah sekumpulan manusia yang bersatu dalam budaya secara sadar dan juga terikat identitas. Kesadaran dan identitas ini pada akhirnya dapat memperkuat kesatuan antarmasyarakat. Untuk memahami lebih dalam tentang suku bangsa, simak pembahasannya di bawah ini. Pengertian Suku Bangsa dan Golongan di IndonesiaPembentukan Suku BangsaKonsep Terbentuknya Suku BangsaCiri-Ciri Suku Bangsa Pengertian Suku Bangsa dan Golongan di Indonesia Istilah ethnic atau yang diterjemakan ke dalam bahasa Indonesia menjadi suku bangsa, berasal dari kata Yunani eovikos yang artinya heathen, yaitu penyembah berhala atau sebutan bagi orang yang tidak bertuhan. Sementara itu, istilah itu sendiri dalam bahasa Yunani berasal dari akar kata eovos ethnos, yang diterjemahkan sebagai nation atau bangsa, yaitu suatu istilah yang lazim dipakai untuk menunjuk kepada bangsa-bangsa yang bukan Israel. Dengan kata lain, menurut The Shorter Oxford English Dictionary on Historical Principles, ada dua pengertian yang terkandung dalam istilah ethnic, yaitu menunjuk kepada bangsa-bangsa non-Kristen dan non-Yahudi serta menunjuk kepada bangsa yang masih menyembah berhala. Dalam perkembangan berikutnya, istilah ethnic dikenal luas setelah dipakai secara resmi oleh suatu Ethnological Society, yaitu suatu lembaga yang didirikan di London pada 1843. Lloyd Warner 1978 menjelaskan bahwa yang terkandung dalam pengertian ethnic menunjuk kepada individu-individu guna mempertimbangkan posisi seseorang atau berdasarkan latar belakang kebudayaan. Oleh karena itu, istilah ethnic cenderung lebih bersifat sosio-kultural daripada yang berkaitan dengan ras. Secara umum, suku bangsa adalah suatu golongan manusia yang mengidentifikasi dirinya dengan sesama berdasarkan garis keturunan yang dianggap sama dengan merujuk ciri khas seperti budaya, bangsa, bahasa, agama dan perilaku. Suku bangsa adalah golongan sosial yang dibedakan dari golongan-golongan sosial lainnya, karena mempunyai ciri-ciri yang paling mendasar dan umum yang berkaitan dengan asal usul, tempat asal, serta kebudayaannya. Suku bangsa adalah suku sosial yang khusus dan bersifat askriptif ada sejak lahir, yang sama coraknya dengan golongan umur dan jenis kelamin. Indonesia dikenal bangsa dengan banyak suku bangsa, dan menurut statistik hampir mencapai 300 suku bangsa. Setiap suku mempunyai adat istiadat, tata kelakuan, dan norma yang berbeda. Namun demikian, beragam suku bangsa ini mampu mengintegrasikan dalam suatu negara Indonesia untuk mencapai tujuan masyarakat yang adil dan makmur. Salah satu batasan dari pengertian ethnic-group adalah dibuat oleh Schemerhorn 1970, yaitu “…….. as a collectivity within a larger society having real or putative common acestrry, memories of a shared historical past, and a cultural focus on one or more symbolic elements defined as the epitome of their peoplehood“. Sebagai contoh dari berbagai unsur simbolik tersebut meliputi “kinship patterns, physical contiguity as in localism or sectioalist, religious patterns, language aor dialiect form, tribal affiliation, nationality, phenotypical feature, or any combination of these”. Selanjutnya, seringkali pemakaian istilah golongan dalam konteks integrasi nasional, dikaitkan dengan kehadiran masyarakat Tionghoa di Indonesia yang diklasifikasi sebagai golongan minoritas. Secara sepintas, konotasi arti minoritas adalah lebih dikaitkan dengan perbandingan jumlah mereka yang lebih kecil daripada beberapa suku-bangsa yang ada di Indonesia, misalnya Jawa dan Sunda. Selain itu, jumlah mereka pada 1971 hanya 2,7 % dari keseluruhan penduduk Indonesia; dan jumlah mereka di setiap ibu kota kabupaten yang ada di Indonesia hanyalah berkisar 5-10 % dari keseluruhan penduduk suatu kota. Jika dikaji lebih lanjut, istilah minoritas mengandung berbagai dimensi dan variabel. Dalam suatu studi mengenai hubungan antar kelompok, Simson dan Yinger 1972 menganjurkan agar para peneliti hendaknya berhati-hati, terutama jika dikaitkan dengan konsep-konsep yang mendasar. Istilah minoritas memang sering dipakai, tetapi tidak dalam konteks sebagai istilah teknis. Semula, istilah tadi sering dipakai untuk menunjukkan kategori orang-orang dan bukan berdasarkan kelompok. Namun lama-kelamaan, istilah itu juga digunakan untuk menunjuk kepada kategori orang atau sejumlah penduduk yang merupakan sasaran suatu prejudice atau prasangka dan diskriminasi; misalnya digunakan oleh Theodorson dan Theodorson 1970, “Any recognizable racial, religion, or ethnic group in community that suffer some disadvantage due to prejudice or discrimination“. Apabila ditelaah lebih lanjut, pengertian yang dikandung dalam pembatasan di atas adalah masih umum sifatnya. Berbeda halnya dengan pembatasan yang dibuat oleh Louis Wirth 1943, yaitu “We may define a minority as a group of people who, because of their physical or cultural characteristics are single out from the other society in which they live for differential and unequal treatment, and who therefore regard themselves as objects of collective discrimination. The existence of minority in a society implies the existence of a corresponding dominant group with higher social status and greater priviledges. Minority status carries it the exclusion from full participation in the life of the society“. Jelas tampak melalui pembatasan tersebut bahwa konotasi arti minoritas tidak selalu harus dikaitkan dengan variabel ras. Oleh karenanya, apabila pembatasan itu diterapkan terhadap orang Tionghoa di Indonesia kurang tepat. Orang Tionghoa maupun berbagai suku bangsa bumiputra di Indonesia sebagian besar termasuk ke dalam klasifikasi ras Mongoloid. Perbedaan di kalangan mereka itu lebih tampak dalam wujud fisik dan lebih menunjuk kepada perbedaan kebudayaan dan kehidupan sehari-harinya. Timbulnya perlakuan diskriminatif dalam konteks Louis Wirth adalah lebih disebabkan oleh kurangnya keterlibatan orang Tionghoa dalam berbagai aktivitas kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Lebih lanjut, Louis Wirth juga mengemukakan bahwa kehadiran golongan minoritas tidak terlepaskan dari adanya kelompok dominan yang mempunyai kedudukan lebih tinggi dan memiliki hak-hak istimewa. Oleh karena itu, untuk lebih memahami bentuk-bentuk kehidupan dalam suatu masyarakat yang majemuk, kiranya paradigma yang diusulkan Schermerhorn 1970 dapat dipakai untuk menjelaskan posisi keturunan. Suku bangsa atau kelompok etnik adalah suatu golongan manusia yang anggota-anggotanya mengidentifikasikan dirinya dengan sesamanya, biasanya berdasarkan garis keturunan yang dianggap sama. Identitas suku itu ditandai oleh pengakuan dari orang lain akan ciri khas kelompok tersebut, seperti kesamaan budaya, bahasa, agama, perilaku, dan ciri-ciri biologis. Menurut pertemuan internasional tentang tantangan-tantangan dalam mengukur dunia etnis pada 1992, “Etnisitas adalah sebuah faktor fundamental dalam kehidupan umat manusia. Ini adalah sebuah gejala yang terkandung dalam pengalaman manusia” meskipun definisi ini seringkali mudah diubah-ubah. Antropolog Fredrik Barth dan Eric Wolf, menganggap etnisitas sebagai hasil interaksi, bukan sifat-sifat hakiki sebuah kelompok. Proses-proses yang melahirkan identifikasi seperti itu disebut etnogenesis. Secara keseluruhan, para anggota dari sebuah kelompok suku bangsa mengklaim kesinambungan budaya melintasi waktu, meskipun para sejarawan dan antropolog telah mendokumentasikan bahwa banyak dari nilai-nilai, praktik-praktik, dan norma-norma yang dianggap menunjukkan kesinambungan dengan masa lalu itu pada dasarnya adalah temuan yang relatif baru. Menurut Barth, suku bangsa adalah sebuah pengorganisasian sosial mengenai jati diri yang askriptif dimana anggota suku bangsa mengaku sebagai anggota suatu suku bangsa karena dilahirkan oleh orang tua dari suku bangsa tertentu atau dilahirkan dari daerah tertentu. Menurut Koentjaraningrat, suku bangsa adalah kelompok manusia yang terikat oleh kesadaran dan identitas kesatuan kebudayaan, sedangkan kesadaran dan identitas tadi seringkali dikuatkan oleh kesatuan bahasa. Paradigma yang dikemukakan oleh Schemerhorn adalah sebagai salah satu upaya untuk lebih dapat memahami pengertian minoritas yang memiliki kompleksitas dimensi dan variabel. Selanjutnya, berdasarkan dimensi dan variabel lain, pemakaian istilah golongan minoritas bagi orang Tionghoa dapat dibenarkan karena posisi mereka adalah sebagai subordinat dalam rangka hubungan dengan penduduk bumiputra. Sebaliknya, berbagai suku bangsa bumiputra tidak selalu berada di kedudukan supraordinat atau kelompok dominan. Pengklasifikasian apakah belum ditulis, misalnya adanya kecenderungan untuk melakukan perkawinan dengan sesama golongannya seperti yang dikemukakan oleh Wagley dan Maris. Pendapat Wagley dan Maris mengenai hal tersebut dikutip oleh Simpson dan Yinger 1972; dikatakannya bahwa golongan minoritas memiliki lima karakteristik. Pertama, golongan minoritas adalah merupakan segmen dari subordinat dalam suatu negara yang kompleks. Kedua, golongan minoritas memiliki bentuk fisik yang berbeda dan unsur-unsur kebudayaan yang dimilikinya dinilai lebih rendah oleh golongan mayoritas. Ketiga, bahwa golongan minoritas memiliki kesadaran akan dirinya merupakan suatu kesatuan dengan ciri-ciri tertentu. Keempat, bahwa keanggotaan seseorang dalam golongan minoritas adalah diperoleh karena keturunan atau karena ciri-ciri kebudayaan dan fisik yang melekat dalam dirinya. Kelima, perkawinan yang terjadi di kalangan golongan minoritas adalah cenderung dengan sesamanya. Konsep Terbentuknya Suku Bangsa Setiap kebudayaan yang hidup dalam suatu masyarakat, baik berwujud sebagai komunitas desa, kota, sebagai kekerabatan, atau kelompok adat yang lain, bisa menampilkan suatu corak khas yang terutama terlihat oleh orang di luar warga masyarakat bersangkutan. Seorang warga dari suatu kebudayaan yang telah hidup dari hari ke hari di dalam lingkungan kebudayaannya biasanya tidak melihat lagi corak khas itu. Sebaliknya, terhadap kebudayaannya biasanya tidak terlihat corak khasnya, terutama mengenai unsur-unsur yang berbeda mencolok dengan kebudayaan sendiri. Corak khas dari suatu kebudayaan bisa tampil karena kebudayaan fisik dengan bentuk khusus, atau karena di antara pranata-pranatanya ada fisik dengan bentuk khusus, atau dapat juga karena warganya menganut suatu tema budaya khusus. Sebaliknya, corak khas tadi juga dapat disebabkan karena adanya kompleks unsur-unsur yang lebih besar. Konsep yang tercakup dalam istilah “suku bangsa” adalah suatu golongan manusia yang terikat oleh kesadaran dan identitas akan “kesatuan kebudayaan”, sedangkan kesadaran dan identitas tadi seringkali tetapi tidak selalu dikuatkan oleh kesatuan bahasa juga. Jadi, “kesatuan kebudayaan” bukan suatu hal yang ditentukan oleh orang luar misalnya oleh seorang ahli antropologi, ahli kebudayaan, atau lainnya, dengan metode analisis ilmiah, melainkan oleh warga kebudayaan bersangkutan itu sendiri. Dengan demikian, kebudayaan Sunda merupakan suatu kesatuan, bukan karena ada peneliti-peneliti yang secara etnografi telah menetukan bahwa kebudayaan Sunda itu suatu kebudayaan tersendiri yang berada dari kebudayaan Jawa, Banten, atau Bali, melainkan karena orang Sunda sendiri sadar bahwa kebudayaan Sunda mempunyai kepribadian dan identitas khusus, berbeda dengan kebudayaan-kebudayaan tetangganya itu. Apalagi adanya bahasa Sunda yang berbeda dengan bahasa Jawa atau Bali lebih mempertinggi kesadaran akan kepribadian khusus tadi. Dalam kenyataan, konsep “suku bangsa “ lebih kompleks daripada yang terurai di atas. Ini disebabkan karena dalam kenyataan, batas dari kebudayaan itu dapat meluas atau menyempit, tergantung kepada keadaan. Misalnya, penduduk Pulau Flores di Nusa Tenggara tersendiri atas beberapa suku bangsa yang khusus, dan menurut kesadaran orang Flores itu sendiri, yaitu orang Manggarai, Ngada, Sikka, Riung, Nage-Keo, Ende, dan Laratuka. Kepribadian khas dari tiap suku bangsa tersebut dikuatkan pula oleh bahasa-bahasa khusus, yaitu bahasa Manggarai, bahasa Ngada, bahasa Sikka, bahasa Ende dan sebagainya, yang jelas berbeda dan tidak dimengerti yang lain. Walaupun demikian, kalau orang flores dari berbagai suku bangsa itu tadi berada di jakarta misalnya, dimana mereka harus hidup berkonfrontasi dengan golongan atau kelompok lain lebih besar dalam kekejaman perjuangan hidup di suatu kota besar, mereka akan merasa bersatu sebagai Putra Flores, dan tidak sebagai orang Sikka, orang Ngada, atau orang Laratuka. Demikian pula halnya penduduk Papua yang berada di wilayah itu sendiri sebenarnya merasakan diri orang Sentani, orang Marindanim, orang Serui, orang Kapauku, orang Moni dan sebagainya, akan merasa diri mereka sebagai Putra Papua apabila mereka ke luar dari Papua. Dalam penggolongan politik atau administratif di tingkat nasional tentu lebih praktis memakai penggolongan suku bangsa secara terakhir tadi, yang sifatnya lebih luas dan lebih kasar, tetapi dalam analisis ilmiah secara antropologi kita sebaiknya memakai konsep suku bangsa dalam arti sempit. Mengenai pemakaian istilah suku bangsa, sebaiknya selalu memakainya secara lengkap agar tidak hanya mempergunakan istilah singkatan “suku” saja. Deskripsi mengenai kebudayaan suatu bangsa biasanya merupakan ide dari sebuah karangan etnografi. Namun, karena ada suku bangsa yang besar sekali, terdiri atas berjuta-juta penduduk seperti suku bangsa Sunda, ahli antropologi yang membuat sebuah karangan etnografi sudah tentu tidak dapat mencakup keseluruhan dari suku bangsa besar itu dalam deskripsinya. Umumnya, ia hanya melukiskan sebagian dari kebudayaan suku bangsa itu. Etnografi tentang kebudayaan Sunda misalnya hanya akan terbatas kepada kebudayaan Sunda dalam suatu daerah logat Sunda yang tertentu, kebudayaan Sunda dalam suatu kebupaten tertentu, kebudayaan Sunda di pegungungan atau kebudayaan Sunda di pantai, atau kebudayaan Sunda dalam suatu lapisan sosial tertentu dan sebagainya. Ciri-Ciri Suku Bangsa Etika seseorang yang menjadi bagian dari suku bangsa tertentu mengadakan interaksi, akan tampak adanya simbol-simbol atau karakter khusus yang digunakan untuk mengekspresikan perilakunya sesuai dengan karakteristik suku bangsanya. Misalnya, ciri-ciri fisik atau rasial, gerakan-gerakan tubuh atau muka, ungkapan-ungkapan kebudayaan, nilai-nilai budaya serta keyakinan keagamaan. Seseorang yang dilahirkan dalam keluarga suatu suku bangsa, sejak dilahirkannya mau tidak mau harus hidup dengan berpedoman pada kebudayaan suku bangsanya sebagaimana yang digunakan oleh orangtua dan keluarganya dalam merawat dan mendidiknya, sehingga menjadi manusia sesuai dengan konsepsi kebudayaannya tersebut. Menurut R. Narol, kriteria untuk menetukan suatu bangsa adalah adanya kesatuan masyarakat meliputi Daerahnya dibatasi oleh satu desa atau lebih. Daerahnya dibatasi oleh batas-batas tertentu secara politis dan administratif. Batas daerahnya ditentukan oleh rasa identitas penduduknya sendiri. Warganya memiliki satu bahasa atau satu logat bahasa. Keadaan daerahnya ditentukan oleh kesatuan ekologi. Anggota-anggotanya mempunyai pengalaman sejarah yang sama. Frekuensi interaksi sesama anggota masyarakatnya tinggi. Susunan sosialnya seragam. Nah, itulah penjelasan singkat mengenai pengertian, pembentukan, konsep, dan ciri-ciri buku bangsa. Berikut ini rekomendasi buku dari Gramedia yang bisa Grameds baca untuk mempelajari tentang suku-suku di Indonesia agar bisa memahaminya secara penuh. Selamat membaca. Temukan hal menarik lainnya di Gramedia sebagai SahabatTanpaBatas akan selalu menampilkan artikel menarik dan rekomendasi buku-buku terbaik untuk para Grameds. BACA JUGA 4 Teori Asal Usul Nenek Moyang Bangsa Indonesia Terlengkap Daftar Suku Bangsa di Indonesia serta Pranata Sosial Masyarakatnya Pakaian Adat Papua Jenis, Keunikan, dan Filosofinya Rumah Adat di Indonesia yang Unik dan Jarang Diketahui Rumah Adat Maluku Nama, Sejarah, Jenis, Keunikan, dan Gambar Rumah Adat Papua Jenis, Fungsi, Keunikan, dan Filosofi ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah." Custom log Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda Tersedia dalam platform Android dan IOS Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis Laporan statistik lengkap Aplikasi aman, praktis, dan efisien
Tentunya setiap suku bangsa mempunyai ciri atau karakter tersendiri, baik dalam aspek sosial maupun budaya. Menurut penelitian Badan Pusat Statistik yang dilaksanakan tahun 2010, di Indonesia terdapat 1.128 suku bangsa. Berbagai perbedaan antar suku bangsa itulah yang membentuk keanekaragaman di Indonesia.
Jawaban yang tepat untuk pertanyaan di atas adalah B. Untuk lebih jelasnya, yuk pahami penjelasan berikut. Untuk mengetahui asal-muasal seseorang, masyakat akrab dengan dua istilah, yakni ras dan etnis. Ras merupakan bawaan biologis yang diturunkan lintas generasi. Di sisi lain, etnis merupakan sesuatu yang muncul seiring perjalanan hidup, misal di mana kita tumbuh besar dan kondisi lingkungan sekitar. Setiap suku bangsa mempunyai ciri atau karakter tersendiri. Hal tersebut terjadi karena nenek moyang yang berbeda-beda di tiap bangsa. Perbedaan yang nampak biasanya bisa dilihat dari aspek sosial, bahasa, asal negara, budaya, dan agama, etnis juga bisa membuat seseorang memiliki beberapa identitas sekaligus.
Kitatinggal di indonesia sebuah negara kepulauan yang kaya akan budaya dan perbedaan didalamnya. Dengan keberagaman etnik ini dalam sistem sosial seperti ras, agama, suku, bahasa. Dan keberagaman ini di setiap daerah yang ada di indonesia memiliki ciri dan karakter tersendiri dalam kebudayaan mereka.
- Di masyarakat Indonesia terdapat banyak perbedaan suku, agama, ras atau budaya. Hal ini yang menjadikan negara Indonesia sebagai negara sejuta keberagaman. Kemudian, keberagaman yang ada telah menjadi simbol persatuan dan dikemas dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika. Oleh karenanya, kita harus menjaganya agar tetap utuh dan warga negara yang baik, kita harus tetap menjaga persatuan dan kesatuan dengan menganut paham toleransi. Jangan sampai Indonesia terpecah-belah akibat isu-isu negatif. Baca juga Siswa, Ini Pengertian Atmosfer dan Fungsinya Bagi siswa yang sedang belajar mengenai bentuk keberagaman di Indonesia, ini penjelasannya yang dirangkum dari laman Direktorat SMP Kemendikbud keberagaman di Indonesia Keberagaman suku Bangsa Indonesia adalah negara kepulauan. Dari geografis yang berbeda-beda tersebut, Indonesia memiliki banyak sekali suku. Suku bangsa atau yang disebut juga etnik dapat diartikan sebagai pengelompokan atau penggolongan orang-orang yang memiliki satu keturunan. Selain itu, kelompok suku bangsa ditandai dengan adanya kesamaan budaya, bahasa, agama, perilaku atau ciri-ciri biologis yang dimiliki. Adapun setiap suku bangsa mempunyai ciri atau karakter tersendiri, baik dalam aspek sosial maupun budaya. Indonesia memiliki lebih dari 300 kelompok suku, lebih tepatnya suku bangsa. Keberagaman agama Bentuk keberagaman di Indonesia berikutnya ialah karena Indonesia adalah negara yang religius. Hal itu dibuktikan dalam sila pertama Pancasila, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa.
Ciriciri mendasar yang membedakan suku bangsa satu dengan lainnya, antara lain bahasa daerah, adat istiadat, sistem kekerabatan, kesenian daerah, dan tempat asal. Keberagaman bangsa Indonesia, terutama terbentuk oleh jumlah suku bangsa yang mendiami berbagai lokasi yang tersebar. Setiap suku bangsa mempunyai ciri atau karakter tersendiri, baik
terjawab• terverifikasi oleh ahli Setiap suku bangsa mempunyai ciri atau karakter tersendiri baik dalam aspek sosial maupun Iklan Jawaban terverifikasi ahli Jackye budaya, seperti itu jawabannya Sedang mencari solusi jawaban PPKn beserta langkah-langkahnya? Pilih kelas untuk menemukan buku sekolah Iklan Jawaban Zidanebima1 budaya
VyIFlo. 47hc5j97sn.pages.dev/37347hc5j97sn.pages.dev/54047hc5j97sn.pages.dev/56747hc5j97sn.pages.dev/59047hc5j97sn.pages.dev/3647hc5j97sn.pages.dev/16047hc5j97sn.pages.dev/37647hc5j97sn.pages.dev/497
setiap suku bangsa mempunyai ciri atau karakter tersendiri diantaranya